
Mau setuju atau tidak, catatan sejarah sudah mencatat bahwa Blink 182 adalah salah satu band yang paling berperan dalam perkembangan pop punk hingga bisa mendunia dan besar seperti sekarang.
Ketika Blink 182 memulai karir mereka di awal 90-an, istilah pop punk belum populer seperti sekarang. Saat itu, sebutan punk rock dirasa lebih “pas” untuk melabeli musik yang mereka sajikan. Namun, kita tidak perlu membahas panjang lebar tentang pop punk dan punk rock. Di artikel ini, HAI akan membahas perjalanan Blink 182 dari awal terbentuk hingga sekarang.
1. Formasi Awal
Formasi Legendaris!
Sebelum dikenal dengan nama Blink 182, di awal karirnya pada 1992, Tom DeLonge (vokal/gitar), Mark Hoppus (bas/vokal), dan Scott Raynor (drum) menamakan diri mereka Blink. Lalu, kenapa mereka menambahkan angka 182?
Ternyata, saat itu sudah ada band bernama Blink asal Irlandia, makanya mereka bertiga memutuskan untuk menambah angka 182 tanpa ada makna khusus. Angka 182 itu tidak memiliki arti tertentu.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/804154/original/007545900_1422787171-la-et-ms-blink-182-new-album-instagram-20140715.jpg)
2. Makin Dikenal, Makin Sering Manggung
Selalu Ramai Pas Manggung!
Setelah merilis album perdana, Blink 182 semakin sering mendapat tawaran manggung, tidak hanya di sekitar California, tetapi juga gig-gig di luar kota di Amerika Serikat. Setiap kali Blink 182 manggung, pasti akan dipenuhi penggemar.
Makin dikenalnya Blink 182 tidak lepas dari peran manajer pertama mereka, Rick DeVoe, yang memiliki banyak koneksi dan sering nongkrong bersama NOFX, Pennywise, hingga The Offspring.
3. Travis Datang!
Wih, Travis Gimbal!
Seiring berjalannya waktu, ternyata hubungan Scott dengan Blink 182 tidak bisa berlanjut. Pada 1999, Scott dipecat oleh Tom dan Mark karena ketergantungan alkoholnya yang sudah parah. Kelakuan Scott yang semakin buruk, terutama saat mabuk, membuat dua temannya gerah.
Saat Scott dipecat, Travis Barker muncul sebagai penyelamat. Perlu diketahui, ketika menggantikan Scott, Travis hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk menghafalkan 20 lagu Blink 182. Jago banget, ya?
4. Masa Emas
Masa Terbaik Blink 182
Masuknya Travis benar-benar membawa hoki bagi Blink 182. Album ketiga mereka yang direkam tidak lama setelah Travis bergabung benar-benar sukses. Uang berdatangan, dari job manggung hingga lagu-lagu yang menjadi hits dan tersebar di berbagai belahan dunia.
Fix, Blink 182 kini sudah dikenal secara mainstream. Album ketiga mereka, Enema of the State, dirilis pada Juni 1999 dan melahirkan single-single hits seperti What’s My Age Again?, All the Small Things, dan Adam’s Song.
5. Titik Tertinggi Menuju Titik Jenuh
Mulai Banyak Konflik
Memasuki album selanjutnya, nama Blink 182 semakin besar. Mereka bahkan dianggap sebanding dengan Green Day, NOFX, dan band-band punk lainnya. Namun, semakin tinggi pohon, semakin tinggi pula angin yang berhembus. Internal Blink 182 mulai goyah, meskipun dari luar mereka masih terlihat solid.
Konflik internal yang sempat diredam masing-masing personel tetap tertutupi oleh suksesnya album Take Off Your Pants and Jacket dan Blink 182 (self-titled).
6. Konflik yang Memuncak
Akhirnya Tom Di-“Kick”
Tak ada yang menyangka bahwa Neighborhoods yang dirilis pada 2011 akan menjadi album terakhir Tom DeLonge sebagai personel Blink 182. Konflik internal yang semakin memanas, ditambah dengan masalah uang dan banyaknya side project dari para personel, akhirnya menghancurkan Blink 182 secara perlahan.
Dimulai dari hiatus tanpa waktu yang jelas, hingga akhirnya Tom benar-benar “dipaksa” keluar dari Blink 182. Sad!
7. Skiba for Life!
Dapat Chemistry dengan Skiba
Setelah Tom keluar, Mark dan Travis terus berusaha agar band yang mereka perjuangkan dari awal tetap bisa berjalan. Melalui proses audisi internal, Matt Skiba akhirnya muncul sebagai tambahan personel Blink 182 pada Maret 2015, ketika Skiba tampil live bersama mereka setelah Tom cabut.
