
Lagu What If adalah salah satu lagu paling ikonik dari band rock asal Amerika, Creed. Dikenal dengan lirik yang mendalam dan penuh pertanyaan filosofis, lagu ini pertama kali muncul dalam album Human Clay yang dirilis pada tahun 1999. Dengan durasi sekitar 5 menit 18 detik, lagu ini mengajak pendengarnya untuk berpikir tentang keputusan, pertanyaan, dan perenungan hidup. Dalam artikel ini, kami akan mengulas lirik What If beserta terjemahannya.
Lirik Lagu “What If” – Creed
I can’t find the rhyme in all my reason
Lost sense of time and all seasons
Feel I’ve been beaten down
By the words of men who have no grounds
Can’t sleep beneath the trees of wisdom
When your ax has cut the roots that feed them
Forked tongues in bitter mouths
Can drive a man to bleed from inside out
What if you did?
What if you lied?
What if I avenge?
What if eye for an eye?
I’ve seen the wicked fruit of your vine
Destroy the man who lacks a strong mind
Human pride sings a vengeful song
Inspired by the times you’ve been walked on
My stage is shared by many millions
Who lift their hands up high because they feel this
We are one, we are strong
The more you hold us down, the more we press on
I know I can’t hold my hate inside my mind
Because what consumes your thoughts controls your life
So I’ll just ask a question, a lonely, simple question
I’ll just ask one question
What if, what if, what if, what if, what if I?
What if, what if, what if, what if, what if I?
What if, what if, what if, what if, what if I?
What if, what if, what if, what if, what if I?
What if you did?
What if you lied?
What if I avenge?
What if eye for an eye?
What if your words
Could be judged like a crime?
What if, what if, what if, what if, what if I?
What if, what if, what if, what if, what if I?
What if, what if, what if, what if, what if I?
Terjemahan Lirik Lagu “What If” – Creed
Aku tak bisa menemukan irama dalam semua alasanku
Hilang rasa waktu dan semua musim
Merasa aku telah dipukul
Oleh kata-kata pria yang tak punya alasan
Tak bisa tidur di bawah pohon kebijaksanaan
Saat kapakmu memotong akar yang memberinya makan
Lidah bercabang dalam mulut yang pahit
Dapat membuat seorang pria berdarah dari dalam ke luar
Bagaimana jika kamu melakukannya?
Bagaimana jika kamu berbohong?
Bagaimana jika aku membalas dendam?
Bagaimana jika mata ganti mata?
Aku telah melihat buah anggurmu yang jahat
Menghancurkan pria yang tak memiliki pikiran kuat
Kebanggaan manusia menyanyikan lagu dendam
Terinspirasi oleh saat-saat kamu diinjak-injak
Panggungku dibagikan oleh jutaan orang
Yang mengangkat tangan tinggi-tinggi karena merasakannya
Kita satu, kita kuat
Semakin kamu menahan kami, semakin kami menekan
Aku tahu aku tak bisa menahan kebencian di dalam pikiranku
Karena apa yang menguasai pikiranmu, mengendalikan hidupmu
Jadi aku akan bertanya, sebuah pertanyaan sederhana yang sepi
Aku hanya akan mengajukan satu pertanyaan
Bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika aku?
Bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika aku?
Bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika aku?
Bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika aku?
Bagaimana jika kamu melakukannya?
Bagaimana jika kamu berbohong?
Bagaimana jika aku membalas dendam?
Bagaimana jika mata ganti mata?
Bagaimana jika kata-katamu
Dapat diadili seperti sebuah kejahatan?
Bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika aku?
Bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika aku?
Bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika, bagaimana jika aku?
Refleksi dari Lirik “What If”
Lagu What If menggambarkan pergulatan internal tentang keputusan-keputusan besar yang dihadapi seseorang dalam hidup. Dengan tema yang sangat reflektif, lagu ini mengajak pendengarnya untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat muncul dari pilihan yang mereka buat. Pertanyaan-pertanyaan seperti “Bagaimana jika kamu berbohong?” dan “Bagaimana jika aku membalas dendam?” mencerminkan ketegangan emosional yang bisa terjadi akibat tindakan manusia. Namun, pada akhirnya, lagu ini juga menyoroti pentingnya pemikiran kritis tentang bagaimana emosi dan tindakan kita bisa mengendalikan kehidupan kita.
Liriknya yang penuh dengan pertanyaan terbuka memberikan ruang bagi pendengar untuk merenung dan bertanya pada diri sendiri, apakah kita benar-benar ingin hidup berdasarkan rasa dendam atau justru mencari cara untuk menyembuhkan luka dan melangkah maju. Melalui lagu ini, Creed mengajak kita untuk berpikir lebih dalam mengenai konsekuensi dari setiap langkah yang kita ambil.
Apakah kamu memiliki pandangan sendiri tentang lagu ini?
Bagikan pendapatmu di kolom komentar atau ikuti kami untuk mendapatkan lebih banyak artikel musik menarik lainnya!